liputan6online.com | BEKASI- Dipicu hutang, dua ormas terlibat bentrok di depan Polres Metro Bekasi Kota, Bekasi Selatan, Selasa malam (8/6/2021).
Bentrokan Organisasi Masyarakat (ORMAS) di Mapolres Metro Bekasi Kota tersebut sebenarnya merupakan lanjutan dari insiden yang terjadi di Narogong, Rawalumbu pada siang hari.
Berdasarkan informasi yang kami dapat, insiden itu didahului oleh anggota ormas PBB yang bekerja di salah satu koperasi tempat seorang warga tersebut meminjam uang. Kemudian, datang untuk menagih hutang kepada salah seorang warga Narogong.
Seorang warga tersebut tidak terima atas penagihan yang dilakukan itu. Dan, langsung melaporkan kejadian ke salah seorang anggota Gempa.
Tak lama, bentrok antara anggota kedua ormas itu pun terjadi. Akibat insiden itu, ada korban yang luka. dimana anggota GEMPA menggunakan batu,senjata tajam dan kayu yang langsung di sita oleh polisi untuk di jadikan barang bukti.
Usai kejadian itu, massa PBB menyambangi Mapolres Metro Bekasi Kota dengan maksud melaporkan insiden tersebut. Akan tetapi, pada saat itu, massa Gempa pun datang dengan maksud yang sama.
Bentrokan pun tak terhindarkan, belum diketahui secara pasti siapa yang memulai dan memprovokasi hal itu.
Polisi pun langsung membubarkan kedua ormas tersebut, dan juga membubarkan titik-titik tempat mereka berkumpul di sekitar lokasi.
Akibat hal itu, polisi menangkap 26 anggota Gempa dan 5 anggota PBB yang diduga menjadi provokator.
Disamping itu, Ketua PBB DPC Kota Bekasi membantah keras bahwa isu sara yang beredar melalui broadcoast via WhatsApp jelas-jelas tidak benar, dirinya juga menegaskan bahwa PBB adalah Organisasi Kesukuan bukan agama.
“Kami sangat menjunjung tinggi nilai nilai keberagamaan, anggota kami juga banyak yang beragama Muslim jadi tidak mungkin kami melakukan itu," tegas ketua PBB DPC Kota Bekasi.
Hingga detik ini, polisi belum memberikan keterangan resmi akibat bentrokan yang terjadi tepat di depan Polres Metro Bekasi itu. (Rico)