Dampak Rumah Isolasi Pasien Positiv Covid-19, Warga Perumahan Green Land Resah

Editor: Jurnalis author photo


liputan6online.com
| CIRIBON- Warga Perumahan Green Land RT. 051 RW. 013 kecamatan Gempol kabupaten Cirebon terkejut dengan adanya salah satu rumah yg digunakan untuk Isolasi masyarakat yang terkena Covid-19.


Menurut Dedi Ketua Warga lingkungan setempat mengatakan kepada awak media Kamis (8/7), kami tidak memahami apa yang dimaksud "Kampung Tangguh" dan apa maksud adanya spanduk kampung tangguh di depan rumah tersebut yang di pasang belum lama ini.

"Kami sebagai warga tidak pernah tau peruntukan rumah tersebut, hanya ada yg bilang dari salah satu warga katanya untuk Posko Kesehatan Desa dan selama ini sudah digunakan 3 (tiga) kali untuk kegiatan Posyandu Desa Palimanan Barat" ujarnya.

Dedi menceritakan berdasarkan keterangan dari warga, 2 (dua) hari yang lalu tepatnya hari Kamis tanggal 8 Juli 2021 malam hari, rumah tersebut di huni oleh salah satu warga masyarakat yang katanya positiv Covid-19 berdasarkan hasil Swab mandiri di UGJ.

Berawal dari itulah kegelisahan muncul dari warga setempat yang khawatir terkait dampak dari kegunaan rumah tersebut dikarenakan berdampingan dan sangat dekat penduduknya yang dikhawatirkan menjadi tertularnya Covid-19.

"Kalau perumahan kan sebelah-sebelahan pak, batasnya hanya tembok tanpa jeda ditambah lagi tetangganya banyak anak kecil dan yang lebih mengejutkan lagi adalah rumah tersebut airnya tidak ada karena dicabut PDAM... terus apakah layak dengan kondisi seperti itu dengan dijadikan rumah untuk isolasi Covid-19 ditambah dari perangkat Desa tidak ada yang sosialisasi atas kegunaan rumah tersebut" Jelas Dedi.

Akibat adanya hal tersebut, kami berembuk dengan warga setempat memutuskan bahwa kami warga perumahan Green Land keberatan  atau tidak setuju dengan keberadaan rumah "Kampung Tangguh" yang diperuntukan untuk pasien Covid-19 dan kami akan segera layangkan surat keberatan ini kepada Kepala Desa Palimanan Barat pungkasnya. 

Disisi lain Kepala Desa Palimanan Barat Subhan Nurakhir melalui Sekdesnya Kadira saat ditemui oleh awak media Jum'at (9/7) mengatakan, hal tersebut diakui olehnya secara mendadak dan tanpa persiapan, dikarenakan ada warga yang membutuhkan Isolasi mandiri secara cepat karena beberapa rumah sakit penuh.

"Ya memang diakui kami kurang kordinasi dan ada kesalahan komunikasi dalam hal ini dengan warga setempat. Tujuan kami baik ingin bantu masyarakat yang terkena Covid-19, juga beberapa rumah sakit setelah kami hubungi penuh" katanya.

Kami akan berusaha mengkaji ulang dengan beberapa pihak terkait dengan Rumah "Kampung Tangguh" yang digunakan untuk Isolasi Covid-19 tersebut mudah-mudahan hari ini ada solusi yang baik untuk kita semua tandasnya. (Hani)
Share:
Komentar

Berita Terkini