liputan6online.com | NTT- Proyek jalan lapisan penetrasi (lapen) dengan nama paket Ladok-Koit–Watu-Deruk yang dikerjakan oleh CV Angkasa Utama berkualitas buruk. Proyek itu dikerjakan dengan pagu sebesar Rp 738.557.600 itu mudah terkupas dengan menggunakan tangan.
Seperti yang disampaikan oleh Ino salah seorang pengendara roda dua yang melintasi jalur tersebut kepada media ini mengatakan bahwa pihaknya menyesal dengan proses pengerjaan lapen yang dikerjakan oleh Cv. Angkasa utama. Sebab belum sebulan lapennya sudah mulai terkupas dan lebih anehnya lagi lapen tersebut dengan sangat mudah cungkil dengan menggunakan tangan.
Selain itu, kata dia, Vibro yang dipakai berukuran kecil sehingga permukaan aspal tidak kuat dan mudah terkelupas. Hal tersebut dibuktikan ketika masyarakat mencoba menguji kekuatan aspal dengan satu tangan.
"Kami sangat kecewa dengan hadirnya proyek lapen diwilayah kami. Sebab lapen yang baru dibuat belum sebulan ini sudah mulai terkupas. Kalo pengerjaannya seperti ini semestinya tidak usah dikerjakan daripada dimanfaatkan hanya sesaat",ucap Ino dengan penuh kekecewaan.
Hal senada disampaikan oleh Tian pengendara roda empat bahwa dirinya mempertanyakan kenapa proyek lapen dijalur ini kerjanya tidak berkualitas. Ada apa sebenarnya? Atau mungkin pagu anggaranya tidak sesuai dengan spekulasi. Kalau anggaranya tidak sesuai spekulasi semestinya pihak kontraktor menolak saja daripada kerjanya tidak berkualitas.
"Jelas-jelas bahwa setiap proyek pengerjaan lapen itu memperoleh keuntungan 10% dari pagu anggaran. Apabila pihak kontraktor yang kerja tidak puas dengan keuntungan yang berlaku semestinya ditolak daripada pengerjaannya tidak berkualitas seperti ini", jelas Tian.
Sementara pihak kontraktor Cv. Angkasa Utama belum bisa dihubungi. Sementara media ini sudah berusaha berulangkali.
(L6OC/Eposth Ngaja)