Baru Saja Diperbaiki Proyek TPT di Desa Rondo Woing Kini Rusak Kembali

Editor: Jurnalis author photo


liputan6online.com
| NTT- Proyek tembok penahan tanah (TPT) yang bersumber dari Dana Desa tahun 2021 senilai Rp 366 juta di Dusun Pupung, Desa Rondo Woing, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) diduga dikerjakan asal jadi. Padahal usianya baru sebulan pasca perbaikan.


Pantauan media ini di lokasi proyek pada Selasa (12/01/2021), kurang lebih hampir 13-15 meter, TPT tersebut ambruk alias jebol. Diduga campuran material semen dan pasir tidak proporsional.


Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Rondo Woing Valerius Danggur, kepada wartawan di lokasi tersebut menyampaikan kekecewaannya terhadap kualitas proyek TPT di desanya itu. Valerius yakin proyek TPT itu merugikan keuangan desa Rondo Woing.

“Itu pekerjaan kemarin menurut saya tidak sesui RAB. Saya yakin tukangnya belum paham soal gambar. Kalau tukang paham kenapa itu pekerjaan tidak berkualitas? Makanya sudah ambruk itu sementara setelah selesai pekerjaan sempat ambruk dan kini runtuh lagi setelah diperbaiki. Campuran materialnya kemarin sangat sedikit, sehingga ada batu yang tidak dibaluti oleh campuran,” jelasnya.

Ia menambahkan, bahwa ia menuduh proyek tersebut merupakan proyek siluman. Alasannya tidak adanya sosialisasi di desa terhadap pelaksanaan proyek tersebut.

“ Pemdes tak pernah melakukan sosialisasi kepada kami dan seluruh warga desa Rondo Woing. Bahkan berapa besaran anggarannya dan sumber proyek ini kami tidak pernah tahu. Karena tidak adanya papan informasi di lokasi proyek maupun di kantor Desa,” ujar Valerianus

Senadaa juga disampaikan oleh Hendrik Gampur kepada media ini juga menuturkan bahwa pekerjaan tersebut seperti proyek siluman, lantaran pemerintah Desa terkesan tertutup soal pelaksanaan TPT tersebut. Dia mendesak agar inspektorat Manggarai Timur agar segera memantau secara langsung pemanfaatan Dana Desa Rondo Woing tahun 2021 ini.

Parahnya lagi, di lokasi proyek TPT tersebut tidak terpampang papan informasi proyek sehingga warga setempat kebingungan dan bertanya-tanya.

“Apakah pekerjaan TPT tersebut didanai dari anggaran Dana Desa atau APBD ataukah APBN. Mungkinkah dari Aspirasi dewan? Karena proyek tersebut tidak memasang papan informasi proyek. Saya minta inspektorat turun langsung pantau ke Rondo Woing,” tutur Hendrik.

Lanjut dia bahwa proyek TPT tersebut baru sebulan setelah diperbaiki namun kini sudah roboh kembali. Hal ini disebabkan karena lebih mengejar keuntungan daripada kualitas pembangunan.

"Proyek TPT ini baru saja selesai diperbaiki namun kini sudah roboh kembali karena minimnya kualitas campuran semen dan pasir"pungkasnya. (L6OC/Eposth Ngaja)
Share:
Komentar

Berita Terkini