AMPM Gelar Aksi Unjuk Rasa Damai di PLTA Simarboru Marancar Tapsel

Editor: Jurnalis author photo


liputan6online.com
| TAPSEL- Aliansi Masyarakat Peduli Marancar (AMPM) terdiri dari Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila (PAC PP) Kecamatan Marancar, Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia (F.SPTI) dan Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) Kabupaten Tapanuli Selatan melakukan aksi unjuk rasa damai ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Simarboru. Aksi itu di gelar digerbang pintu masuk PLTA Simarboru Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapsel, Kamis (10/11/2022).


Koordinator lapangan (Korlap) AMPM, Al Azhari Harianja yang merupakan dalam orasinya menyampaikan bahwa, ada beberapa tuntutan yang mereka sampaikan terkait keberadaan PLTA dilingkungan mereka, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan serta mengurangi angka pengangguran.

Pernyataan sikap yang disampaikan itu antara lain:
1. Manajemen PT. NSHE agar melakukan rekrutmen secara transparan dan professional, serta mengutamakan putra daerah dan tidak melakukan diskriminasi terhadap putra daerah.
2. Meminta pimpinan PT. NSHE selaku owner perusahaan yang terlibat dalam proyek pembangunan PLTA Simarboru untuk menggandeng dan menjadikan pemuda dan masyarakat serta lembaga yang berkompeten dalam pelaksanaannya.
3. Meminta perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek pembangunan PLTA Simarboru agar mendirikan kantor perwakilan perusahaannya dikecamatan Marancar Kab.Tapanuli selatan.
4. Meminta perusahaan untuk menyampaikan segala informasi sehubungan dengan kegiatan-kegiatannya secara terbuka untuk diketahui oleh masyarakat marancar secara umum.
5. Meminta kepada perusahaan yang terlibat dalam proyek pembangunan PLTA Simarboru untuk segera menggandeng dan menjadikan mitra serta membuat MoU dengan PUK S.PTI K-SPSI yang sah demi menjaga kondusifitas dan kelancaran proyek.
6. Meminta kepada perusahaan yang terlibat dalam proyek pembangunan PLTA Simarboru untuk professional dan sigap dalam menanggapi segala bentuk keluhan dan aspirasi dari masyarakat.

“Kami meminta agar perusahaan yang beroperasi di PLTA Batang Toru mengutamakan dan mengupayakan tenaga kerja lokal,” ujar Azhari.

Dirinya (Azhari) yang mewakili aliansi itu meminta PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) perusahaan yang beroperasi di PLTA Batang Toru untuk membangun rumah ibadah ditempat tertentu dan menghormati Budaya serta kearifan lokal, berkomunikasi yang baik kepada para tokoh Adat, Agama, Masyarakat serta pemuda setempat.

“Perlu kami tegaskan bahwa aksi damai ini adalah murni atas aspirasi dari golongan masyarakat dan Pemuda tanpa ada unsur politik atau kepentingan pribadi dan tidak ada ditunggangi  dari pihak manapun,” tegas Koordinasi lapangan itu.

Azhari juga menyebutkan dari data temuan mereka bahwa pekerja PLTA Simarboru didominasi masyarakat luar, dimana hanya 40 persen masyarakat lokal yang dipekerjakan pada perusahaan tersebut.

Sementara itu, koordinator keamanan PT NSHE, Syahrul Tampubolon yang menanggapi tuntutan aliansi tersebut mengatakan, "kita menyahuti tuntutan yang saudara sampaikan. Dan, untuk mengambil keputusan dari kesepakatan ini tidak bisa kami putuskan sekarang karena kami akan buat laporan untuk disampaikan ke atasan,"ucap sahrul.

Dari amatan awak media, aksi damai ini berjalan kondusif dan tertib. (L6OC/Tantawi)
Share:
Komentar

Berita Terkini