Lumpuh Sejak Umur 8 Bulan, Remaja 24 Tahun di Matim Butuh Kursi Roda

Editor: Jurnalis author photo


liputan6online.com
| NTT- Rosarianti Helina Tawu, seorang remaja 24 tahun asal Kampung Pinggang, Dusun Pinggang, Desa Sangan Kalo, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Flores-NTT menderita lumpuh sejak umur 8 bulan. 


Rosarianti Helina Tawu lahir di Pinggan pada 8 Mei 1997 dari pasangan suami istri Andreas Jawa dan Alm. Maria Mari.

Selama 24 tahun, Rensi sapaan akrabnya tidak bisa beraktivitas apa-apa. 

Untuk buang air besar dan kecil, Ristan harus digotong orangtuanya. Begitu pula saat ia hendak mandi dan membersihkan tubuhnya. 

"Anak saya ini lumpuh sejak umur 8 bulan. Ia adalah anak sulung kami," ujar Ayah Rensi, Ande Jawa, kepada media ini pada Rabu, (22/9/2021) dikediamnnya di Pinggang.

Sang ayah menuturkan, sejak 8 bulan anaknya menderita sakit lumpuh.

Ia dan istri berniat membawanya ke rumah sakit untuk dirawat. Tetapi semuanya tak membuahkan hasil.

selama 24 tahun berlalu, Rensi hanya bisa berbaring dan bersandar di tempat tidur dan di kursi. Rensi sama sekali tak bisa melakukan pekerjaan apapun.

"Niat mau bawa ke dokter memang ada. Sempat Pernah bawa ke Rumah Sakit di Cancar pada tahun 2002. Saat itu dari pihak Rumah sakit menyarankan untuk amputasi. Namun pihak keluarga menolak untuk melakukan amputasi itu. Kami hanya bisa pasrah dengan kondisi Rensi" ujar Ande.

Ande menceritakan, terkadang Rensi hanya tinggal seorang diri di rumah. Di rumah Rensi menjaga kios dan melayani pembeli saat ada warga yang datang belanja di usaha kios orang tuanya.

Setiap hari Rensi hanya bisa merangkak atau melangkah menggunakan pantatnya, jika ingin berpindah dari suatu tempat ke tempat lain di dalam rumahnya.

“Terkadang ia tidak bisa makan sendiri. Kami harus suap dia kalau makan. Saya dan istri berniat membeli kursi roda. Namun, semuanya terkendala pada biaya karena kebutuhan ekonomi yang serba kekurangan,” ungkap ayah Rensi, Ande Jawa.

Sang ayah berharap, agar kondisi keluarganya yang tidak berkecukupan itu perlu diketahui oleh pemerintah setempat, sehingga anaknya Rensi bisa mendapatkan bantuan.

“Kami hanya bisa berdoa saja pak. Semoga ada yang membantu anak kami ini. Kami butuh bantuan. Semoga kondisi kami di sini bisa tersalurkan melalui media. Tolong kami adik. Kalau bisa, anak saya butuh kursi roda," pinta ayah Rensi. (L6OC/Eposth Ngaja)
Share:
Komentar

Berita Terkini