liputan6online.com | MEDAN- Pasca penyerangan dan pengerusakan rumah anggota polwan serta penganiayaan (pembacokan) anggota polisi di Jalan Setia Budi Perumahan Kalpatara Indah, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, kini pihak Polrestabes Medan kantongi identitas para pelaku.
Wakapolrestabes Medan AKBP M Irsan Sinuhaji, saat memberikan keterangan resmi kepada wartawan di Mapolrestabes Medan mengatakan jika terkait peristiwa itu pihaknya kini masih melakukan penyelidikan terhadap para pelaku yang disebut-sebut dari organisasi masyarakat (Ormas).
AKBP Irsan Sinuhaji, mengaku telah mengantongi identitas para pelaku penganiayaan (pembacokan) terhadap Aipda ES merupakan anggota polisi yang bertugas di Polsek Medan Timur.
"Identitas para pelaku sudah kita kantongi dan kini dalam pengejaran polisi,"terang Irsan, didampingi Plt Kasat Reskrim Kompol Rafles Langgak Putra Marpaung dan Kapolsek Medan Timur Kompol M Arifin,"Senin (1/11/2021) sore.
"Kepada pelaku kita sangkakan dengan Pasal 170 jo 351 KUHPidana dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara," pungkas Irsan.
Diberitakan sebelumnya, seorang anggota polisi berinisial ES berpangkat Aipda yang bertugas di Polsek Medan Timur, menjadi korban pembacokan oleh puluhan pria di Jalan Setia Budi, Perumahan Kalpatara Indah, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, kota Medan pada Jumat 22 Oktober 2021 malam.
Malam itu ES (korban) dan abang kandungnya Edy, datang ke perumahan Kalpatara Indah merupakan lokasi tempat kejadian perkara (TKP).
Kedatangan keduanya dikarenakan di TKP telah terjadi penyerangan oleh puluhan pria yang membawa senjata tajam.
Adapun motif dari peristiwa itu dipicu persoalan rental mobil truk. Edy, didatangi pria berinisial DK, pada Rabu (13/10/2021) lalu. Disitu DK, hendak menyewa truk kepada Edy, sebanyak 7 unit untuk dibawa ke Kabupaten Langkat.
Lantas Edy, pun mengupayakan 7 unit truk dari dua orang temannya Pohan dan Anto. Akhirnya Edy dan DK menjalin kesepakatan 7 truk tersebut seharga Rp 900 ribu perhari dan disewa DK selama enam hari.
Disitu DK kepada Edy, mengaku jika 7 truk tersebut akan dibawa ke Kabupaten Langkat dengan alasan menjalin kerja sama proyek tanah timbun dengan seorang ketua salah satu organisasi masyarakat.
Sorenya, anggota ormas yang dimaksud datang kepada Edy. Lantas anggota ormas itu melakukan transaksi pembayaran truk dengan Edy dan esoknya truk tersebut dibawa ke Kabupaten Langkat.
Dua hari kemudian, tiba-tiba DK menghubungi Edy dan DK membatalkan perjanjian penyewaan truk tersebut. Sehingga truk itu dikembalikan kepada Edy.
Lantas Edy, menelpon DK untuk datang agar dilakukan hitungan atas sewa truk yang sudah terpakai. Namun DK yang disuruh datang tak kunjung tiba. Hari berikutnya tiba-tiba anggota ormas itu datang ke kantor Edy, di kawasan Kecamatan Helvetia.
Disitu anggota Ormas itu terlibat pertikaian dengan karyawan Edy, dan mengatakan jika Edy, seorang penipu. Saat pertikaian itu terjadi Edy, pun datang bersamaan dengan DK dan bertemu dengan anggota ormas tersebut.
Lantas, DK mencoba menyelesaikan pertikaian Edy dengan anggota ormas tersebut dengan menyarankan kepada Edy, agar uang sewa truk dikembalikan.
Namun setelah persoalan selesai, anggota ormas itu protes lantaran hitung-hitungan pengembalian uang sewa truk tidak cocok. Oleh Edy, tak menggubris lalu pergi meninggalkan anggota ormas itu dan pulang kerumah.
Edy, dengan mengemudikan mobil lalu dibuntuti oleh mobil anggota ormas tersebut. Sesampainya di rumah Edy, pertikaian keduapun kembali terjadi Namun pertikaian itu akhirnya dapat direda dan Edy, akhirnya menghalau pergi anggota ormas itu.
Lalu Edy, menelpon adiknya ES, anggota polisi yang bertugas di Polsek Medan Timur, dengan tujuan untuk konsultasi atas masalah tersebut. Lalu ES, pergi menemui Edy (abangnya) dikawasan Medan Helvetia.
Tak lama keduanya bercerita, tiba-tiba Edy, ditelpon oleh istrinya bahwa puluhan pria datang menyerang kerumahnya. Sehingga Edy bersama ES bergegas pulang kerumah dan sesampainya di komplek perumahan, keduanya mendapati puluhan pria telah ramai dilokasi. (L6OC/Hendra Tanjung)