Kisah Mama Katarina, Sorang Janda Asal Flores Timur Yang Ditipu Calo Tenaga Kerja Ilegal

Editor: Jurnalis author photo


liputan6omline.com
| NTT- Pada hari senin 11 Juli 2021 tepat pukul 09.00 WITA kami mengunjungi rumah mama Katarina. Cuaca pagi itu sangat cerah serta suasana kotanyapun terlihat ramai. Dari penginapan menuju rumah mama Katarina tidak terlalu jauh dan kami hanya menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit. Sesampai dirumah mama Katarina kami disambut dengan penuh ramah dan seperti sudah saling kenal sebelumnya. Sembari menelan kopi buatan anak mama Katarina kami berbagi cerita tentang dirinya yang berjuang menghidupi keluarga. Mama Katarina yang lengkapnya Katarina Kelo Kolin merupakan seorang janda asal kelurahan Pohon Bao, Kecamatan Larantuka, kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur menjadi tulang punggung keluarga. Suaminya meninggal pada tahun 2016 silam, saat dirinya masih merantau di Jayapura. Mama Katarina kini dikarunia 6 orang anak, dua laki-laki dan empat perempuan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga mama Katarina harus banting tulang mencari kerja dengan membuat kue yang akan dijual diseputaran kota Larantuka dan juga memenuhi pesanan orang.


Untuk menjual kue tersebut mama Katarina dibantu oleh dua orang anaknya Ina dan Ria. Dan kedua kakaknya Febi dan Lia membantu tetangga untuk strika pakayan dan jemur.
Sementara dua anak lelakinya bekerja sebagai tukang galon dan sopir.
Ditengah hiruk pikuknya kebutuhan ekonomi mama Katarina terus berupaya dan tak pernah mengeluh.

Saat ditanya awak media dikediamannya pada senin 11 juli 2022 dirinya mengaku bahwa dalam sebulan dirinya bisa menghabiskan uang senilai 3.000.000 untuk biaya sekolah ke empat orang anaknya. Dari kebutuhan itupun dirinya juga masih kurang dan terpaksa harus mengutang dikoperasi mingguan.

"Kalo hanya dari hasil jualan kue disekitar kota, kebutuhan tidak mencukupi. Terpaksa harus hutang dikoperasi mingguan. 

Ditipu Sang calo tenaga kerja ilegal 

Setiap kita mungkin pernah mengalami kasus penipuan. Ditipu oleh orang saat membutuhkan sesuatu. Mama Katarina juga demikian. Ditengah hiruk pikuknya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mama Katarina diajak oleh salah seorang pegawai koperasi untuk bekerja di Jakarta. Pegawai Koperasi itu merupakan calo tenaga kerja ilegal. Calo tenaga kerja ilegal itupun mulai memainkan kata-kata agar dapat jawaban pasti dari mama Katarina. Atas dasar kebutuhan ekonomi yang sangat terbatas serta izin dari anak-anak, mama Katarina memenuhi ajakan dari sang calo tersebut. Sebelum berangkat mama Katarina mendapat uang dari seorang calo pekerja ilegal itu senilai Rp. 1.000.000. Uang tersebut digunakan oleh mama Katarina untuk pengadaan pakaian menuju tempat kerja.

"Saya pinjam uang peringkop (koperasi harian) di calo tenaga kerja ilegal dan saat datang tagih dirumah, calo itu mengajak saya untuk bekerja di Jakarta bersamanya. Calo itu mengajak saya berulangkali karena tidak ada jawaban pasti dari saya dan akhirnya saya memenuhi ajakan calo tersebut untuk sama-sama bekerja disana. Menurut hal yang disampaikan calo itu bahwa ada dua yang dibutuhkan disana diantaranya Jaga jompo dengan upah senilai 3.000.000 dan ibu rumah tangga senilai 2.000.000. Sebelum berangkat kesana saya diberikan uang oleh calo itu senilai 1.000.000 untuk belanja pakaian",ungkapnya.

Tepat jam 15.00 mama Katarina dijemput menggunakan trevel menuju pelabuhan Maumere kabupaten Sikka. Mama Katarina ditemani oleh calo tenaga kerja ilegal dengan dua sahabatnya menuju Makasar. Didalam kapal dan tepatnya dipertengahan laut calo itu memberitahu ke mereka bahwa mereka akan kerja di Malaysia bukan lagi di Jakarta. Namun saat itu mama Katarina menolak apabila dirinya bekerja di Malaysia. Sesampai di Makasar mama Katarina menghubungi keluarganya di Larantuka melalui via telfon untuk memberitahu bahwa dirinya akan diberangkatkan ke Malaysia. Namun anak-anak menolak apabila mama Katarina bekerja di Malaysia. Mendengar informasi itu dua anaknya Febi dan Lia langsung menuju Kapolres Flores Timur untuk mengamankan mama Katarina di Makasar. Kini mama Katarina sudah kembali ke Flores Timur dan  menjalankan aktivitas seperti semula. (L6OC/Eposth Ngaja).
Share:
Komentar

Berita Terkini