Misteri Dibalik SK Perpanjangan Plt Ketua JMSI Sumatera Utara

Editor: Liputan 6 author photo
liputan6online.com

liputan6online.com I MEDAN - Kalangan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) di Sumatera Utara (Sumut) akhirnya dibuat heran terkait dugaan bersikukuhnya Ketua Umum JMSI Teguh Santosa harus melakukan SK Perpanjangan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Pengurus Daerah (Pengda) JMSI Sumut kepada Aulia Andri.

Sementara Musyawarah Daerah (Musda) JMSI Sumut yang telah dilaksanakan pada Senin19 Juni 2023 lalu, Musda tersebut dianulir Pimpinan Pusat JMSI, dianggap gagal. Demikian disampaikan Wakil Ketua didampingi Sekretaris Pengda JMSI Sumut David Susanto dan Chairum Lubis, Senin (10/7/2023) di Medan.    

" Yang herannya, Musdanya dianulir, malahan jabatan Aulia Andri, sebagai penanggung jawabnya diperpanjang dengan Surat Keputusan PP JMSI No. 90/PP/SKJMSI/VI/2023 tentang Perpanjangan Pelaksana Tugas Ketua JMSI Sumut tertanggal 6 Juli 2023.

Padahal Musda itu mutlak kegagalan Aulia Andri, sebagai penanggung jawabnya. Makanya  sejumlah kalangan dari unsur pengda dan pengcab bertanya-tanya, ada sekenario apa antara Teguh Santosa, sebagai Ketua Umum dengan Aulia Andri dibalik perpanjangan SK itu,"sebut David.

Disebutkannya, keheranan berikutnya, dari isi SK Perpanjangan no 90 yang diterbitkan itu, hanya menerima informasi dari pihak Aulia Andri, yang menganggap sebagian Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang JMSI salah memahami Materi Musda JMSI, Sumut itu.

Padahal yang mengarahkan Musda itu adalah Pimpinan Sidang Musda, mereka itu adalah yang langsung ditunjuk oleh Aulia Andri, pada saat menyampaikan kata sambutan pada acara pembukaan Musda Sebagai Plt Ketua JMSI Sumut.

" Plt Ketua JMSI Sumut itu secara resmi menunjuk langsung Abdullah Rasyid, sebagai mewakili PP JMSI, Joko mewakili Pengda JMSI Sumut dan Lilik Riadi Dhalimunte mewakili Pengcab JMSI se- Sumut. Lantas SK PP JMSI No 90, itu pada subjek Memperhatikan, poin No 3 seakan mengisyarakatkan kami ini tidak memahami materi Musda. Makanya terbersit dugaan sejumlah kalangan, ini semacam skenario untuk menyingkirkan orang-orang tertentu yang ikut mendirikan JMSI Sumut ini. Namun ini baru dugaan ya, semoga ini tidak benar adanya,"ungkap David.  

Dikatakannya, keheranan yang ketiga, jika menelaah atau mengkaji kalimat dalam Surat Keputusan PP JMSI No. 88/PP/SKJMSI/VI/2023 tentang Pengangkatan Pelaksana Tugas Ketua JMSI Sumut tertanggal 5 Juni 2023, pada subjek memutuskan menetapkan pada poin 3.

Menugaskan Plt. Ketua Pengurus Daerah JMSI Sumut melaksanakan Musda untuk menyusun dan/atau menyempurnakan Kepengurusan Daerah JMSI Sumut dalam waktu setidaknya 30 hari. 

Hal itu menjadi kontradiksi dengan isi SK No  90/PP/SKJMSI/VI/2023 pada subjek Memperhatikan poin No 3 yakni, sementara sebagian Pengurus Daerah JMSI Sumut dan Pengurus Cabang JMSI di Provinsi Sumut, memandang Musyawarah Daerah JMSI Sumut.

Sekedar proses pemilihan Ketua Pengurus Daerah JMSI Sumut, dan karena itu mengabaikan evaluasi untuk pembenahan dan penyempurnaan jalannya organisasi seperti yang diamanatkan dalam Surat Keputusan No. 87/PP/SK/JMSI/VI/2023.

"Surat Keputusan No. 87/PP/SK/JMSI/VI/2023 adalah tentang Penilaian terhadap ketua Pengda JMSI Sumut dengan memutuskan dan menetapkan memberhentikan Rianto Aghly, dari jabatan Ketua Pengurus Daerah JMSI Sumut. Maka jika ada korelasi dengan materi Musda  memenuhi tuntutan PP JMSI tentang mengabaikan evaluasi untuk pembenahan dan penyempurnaan jalannya organisasi, itu adalah tanggung jawab mutlak Aulia Andri, sebagai Plt Ketua JMSI Sumut. Jangan yang lain jadi sasaran kesalahan,"katanya. 

Lanjutnya, namun itu semua diserahkan kepada PP JMSI untuk bersikap lebih arif dan bijaksana untuk mencabut SK No. 90/PP/SKJMSI/VI/2023 tersebut, jika memang tidak ada skenario dibalik ini.  Selain itu pastinya dewan Pers dan masyarakat Pers termasuk pengusaha media siber bisa menilai secara objektif tentang JMSI, berkenaan isi dari SK No. 90/PP/SKJMSI/VI/2023 itu, dari menimbang sampai, 7 poin memutuskan menetapkan, dengan memberi kewenangan yang sangat luas kepada yang bersangkutan.

"Ya bisa jadi skenario seperti di Sumut ini sebagai pilot project nya PP JMSI, untuk bisa memberlakukan di provinsi lain, wallahu a'lam bishawab,"pungkasnya. (L6OC/HT)

Share:
Komentar

Berita Terkini