Kondisi Kaki Sangat Lemah, Bocah 8 Tahun Butuh Bantuan dari Berbagai Pihak

Editor: Jurnalis author photo

Claudius Rolan Emolse Saat Pergi ke Sekolah di Pegang Oleh Temannya


liputan6online.com
| NTT- Claudius Rolan Emolse (8 tahun) merupakan anak dari Maria Dadas dan Damasus Rapas yang kini masih siswa kelas satu sekolah dasar (SD) Benteng Pau asal Desa Benteng Pau, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat memprihatikan. Pasalnya, bocah itu sangat membutuhkan bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk kursi roda untuk memudahkan dirinya pergi ke sekolah.

Dengan keadaan yang begitu drastis dan penuh keterbatasan, Rolan terus berjuang dalam memperoleh pendidikan.

Bocah dengan sapaan Rolan ini mengalami kondisi kakinya sangat lemah dan tidak bisa bertahan untuk berjalan jauh. Untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, dirinya terkadang menggunakan kedua tangannya untuk berjalan.
Claudius Rolan Emolse Saat Berjalan Dengan Bantuan Tangannya

Sementara Damasus Rapas yang merupakan Ayah Kandungnya (Rolan) mengatakan, saat dilahirkan pada tahun 2013 silam, dia bersama isterinya, Maria Dadas tidak mengetahui kelainan fisik yang terjadi pada awal pertumbuhan anaknya.

"Tumpuan kakinya sangat lemah dan tidak bisa bertahan untuk berjalan. Pada awalnya tidak ada tanda yang menunjukan anak ini tidak normal. Namun memasuki usia tiga tahun ia belum bisa berjalan dengan lancar, tumpuan kakinya tidak terlalu kuat sama seperti pada awal dilatih untuk berjalan", tutur damasus.
 
Setelah mengetahui adanya kelainan fisik pada anaknya, Damasus bersama isteri dan beberapa kerabat di kampungnya berusaha keras untuk menyembuhkan sang buah hatinya. Salah satunya dengan menggunakan teknik pengobatan tradisional melalui dukun. Beberapa dukun pernah mereka datangkan untuk menyembuhkan Rolan, namun setiap usaha yang mereka lakukan selalu menuai kegagalan sampai pada akhirnya mereka menyerah untuk mencari pengobatan.

"Sampai dengan saat ini, kami hanya bisa pasrah dengan keadaan fisik pada anak kami", kata Maria Dadas, Ibunda Rolan kepada awak media sembari meneteskan air mata.

Kondisi Ekonomi Keluarga

Kondisi ekonomi dari keluarga Rolan sangat memperihatinkan. Ayah dan ibunya bekerja sebagai petani. Hasil pertanian yang mereka miliki sangat sedikit sehingga tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Hasil pertanian yang kami miliki sangat sedikit bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama setahun apalagi kami tidak punya sawah sendiri", kata Damasus.

Untuk menambah penghasilan, Damasus berusaha mencari pekerjaan sampingan yakni menjadi tukang bangunan.
Pekerjaan sampingan itu ia lakukan ketika memasuki musim kemarau dimana hasil pertanian sudah selesai dipanen.

"Kalau ada warga yang hendak bangun rumah baru, saya melamar untuk menjadi kepala tukang. Tapi tidak semua orang yang bangun rumah baru mempercayakan saya untuk kerja. Terkadang dalam setahun saya tidak dapat sama sekali," ujar Damasus dengan raut wajah sedih.

Meskipun kondisi ekonomi keluarga yang sangat memperihatinkan, hingga kini mereka belum pernah mendapat bantuan seperti PKH dan Sembako maupun bantuan sosial lainnya.

"Kami hanya terima dana BLT yang diberikan pemerintah melalaui desa. tetapi kalau pandemi Covid-19 sudah berakhir pasti kami tidak lagi mendapatkan bantuan," sebut Damasus dengan nada sedih.

Damasus berharap semoga Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur bisa memperhatikan kehidupan keluarganya, lebih khusus pada anaknya yang mengalami disabilitas fisik. (Eposth Ngaja)
Share:
Komentar

Berita Terkini