Foto: Kebun Buah Naga Saat Diterangi Dengan Sinar Kelistrikan |
liputan6online.com| BERASTAGI- Prihal tentang penerangan kebun buah naga yang berada di tanah Karo, Maneger PLN UP-3 Bukit Barisan Ramses Hutajulu didampingi Manager Bagian Niaga dan Pemasaran, Topan Richardo serta tim Leader Pemasaran, Juliana Purba mengatakan bahwa pelanggan di daerah wilayah PLN Bukit Barisan sekitar 421.000 pelanggan.
Dirinya (Topan) menjelaskan, mulai bertugas di Berastagi dan merupakan pindahan dari Nias, Ia (topan) melihat tanaman buah naga sudah mulai menggantikan tanaman jeruk di Tanah Karo.
"Mulai ditanam buah naga dan ternyata kultur tanah subur setelah tersiram abu gunung dan cocok dengan buah naga," kata Topan Ricardo, saat ditemui liputan6online.com, Senin (2/9/2024).
PT PLN (Persero) Bukit Barisan menyatakan siap mendukung pertanian modern di Tanah Karo untuk meningkatkan hasil panen buah naga.
Dukungan itu dengan cara me-listrikan ladang warga. PLN saat ini juga sedang proses menciptakan traktor mini listrik menggunakan baterai. Traktor listrik ini akan menghemat biaya, dibanding bila menggunakan BBM.
Namun, uniknya tanaman buah naga ini membutuhkan sinar ultraviolet untuk berfotosintesi (merangsang) sehingga muncul bunga dan buah dari tanaman kaktus tersebut.
Sinar ultraviolet dapat diperoleh dari sinar matahari, namun intensitas cahaya matahari di daerah pegunungan ini sangat terbatas karena sering turun hujan dan awan berkabut.
Untuk memenuhi kebutuhan sinar ultraviolet setiap harinya, para petani menggunakan cahaya lampu dengan intensitas penyinaran selama 10 jam per hari. Artinya, dengan sinar matahari hanya satu sisi pohon yang berbuah, bila disinari dengan listrik maka ke 4 sisi pohon berbuah, maka ada 3 tambahan buahnya. Kalau selama ini petani menggunakan genset, tentu biayanya mahal dibanding bila pakai listrik PLN.
Dalam program Electrifying Agriculture, PLN UP3 Bukit Barisan mensuport kebutuhan para petani buah naga ini dengan melistriki beberapa kebun buah naga yang dalam satu hektar kebun butuh 1.600 lampu daya 9 watt atau setara daya 16,5 kVA setiap hektarnya.
Sampai saat ini, di tahun 2024 PLN UP3 Bukit barisan telah menyalakan sebanyak 12 desa dengan kapasitas daya hingga 1.260,7 kVA dan dalam waktu dekat akan menyalakan lagi kebun dengan total daya 198,8 kVA sehingga total daya selama tahun 2024 mencapai 1.460 kVA.
Dampak lain dari program Electrifying Agriculture ini adalah dapat meningkatkan ekonomi melalui sektor pariwisata seperti wisata petik buah dan ribuan lampu yang terang bersinar di malam hari memunculkan spot-spot cantik untuk berswafoto di malam hari, sehingga menambah daya tarik wisata di wilayah kerja UP3 Bukit Barisan yang telah terkenal pariwisatanya di Sumatera Utara.
Tentunya kebutuhan daya ini akan terus bertambah seiring dengan munculnya kebun-kebun buah naga baru. Tantangan kami adalah lokasi kebun yang berada jauh di dalam ladang perbukitan sehingga memerlukan investasi perluasan jaringan, namun PLN akan bersinergi dengan kelompok tani untuk bisa melayani kebutuhan listrik pertanian ini. (L6OC/Kinoi)