Jalan Huta 3 Karang Rejo Mencekam, Dana Desa Dinilai Belum Efektif Genjot Sektor Insfratuktur Pedesaan Gunung Maligas

Editor: Jurnalis author photo


liputan6online.com
| SIMALUNGUN- Masyarakat Kecamatan Gunung Maligas menilai, selama ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui anggaran Dana Desa (DD) Nagori Karang Rejo Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun Sumatara Utara, dinilai belum memihak sepenuhnya kepada masyarakat di sektor pertanian dan Insfratuktur ekonomi kerakyatan.


Kami warga Kecamatan Gunung Maligas meminta perhatian Pemkab Simalungun, memperbaiki jalan di desa kami, terutama Jalan Besar Huta III Nagori Karang Rejo, yang merupakan akses utama masyarakat setempat membawa hasil bumi dan transportasi sehari-hari.

Meskipun pemerintah terus meningkatkan alokasi anggaran untuk dana desa. Menurut dia, alokasi anggaran dana desa (DD) Nagori Karang Rejo Kecamatan Gunung Maligas disinyalir lebih mengutamakan bidang penyelenggara pemerintah Nagori dan insentif, ketimbang sektor pertanian dan insfratuktur.

Padahal yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan adalah sektor pertanian dan peningkatan Insfratuktur.

‎"Ini tidak jelas, karena terlalu mendorong alokasi ke penyelenggara dan insentif, tanpa memperhatikan insfratuktur," ujar seorang warga Karang Rejo ditemui di lokasi ruas Jalan Huta III Nagori Karang Rejo Kecamatan Gunung Maligas, Selasa (29/6/2021) siang.

Dia menuturkan, dana desa Nagori Karang Rejo, yang digelontorkan pemerintah saat ini juga kurang menyentuh masyarakat pertanian seperti insfratuktur. Dana desa yang dialokasi disinyalir lebih banyak dikuasai oleh oknum para penyelenggara perangkat desa untuk insentif.

Paktanya, bertahun-tahun permintaan warga tampaknya belum direspons pemerintah Nagori (Desa) maupun Pemkab. Kita lantas bertanya, apakah DD benar-benar memiliki dampak bagi masyarakat di pedesaan,?

Menurut pemerintah, DD dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan di desa melalui pembangunan infrastruktur sebagai fokus utama, meski secara retorik tidak mengabaikan aspek ‘pemberdayaan’ dan inovasi sosial-ekonomi lainnya. Tetapi paktanya Jalan Huta III Nagori Karang Rejo ini sudah bertahun-tahun seperti ini, katanya.

“Jalan di Huta III, akses utama masyarakat setempat membawa hasil bumi dan transportasi sehari-hari dan jalan lintas menuju objek wisata yang kami lalui penuh dengan ancaman, karena badan jalan kupak-kapik dan sebagian longsor.

Apalagi akhir-akhir ini curah hujan tinggi, sehingga jalan sulit untuk dilalui bahkan warga yang melintas harus ekstra hati- hati karena licin dan berlubang, ucap salah seorang warga Kecamatan Gunung Maligas W Damanik, Selasa (29/6/2021) siang.

Menurutnya, Jalan Besar Huta III Nagori Karang Rejo, saat ini sebagian hampir tak dapat dilalui akibat kupak-kapik dan  longsor, karena hujan dalam beberapa hari ini membuat jalan menjadi tergenang air dan licin.

Padahal jalan tersebut merupakan akses masyarakat setempat sehari-hari pergi ke Pasar Horas Siantar dan Pasar Dwikora serta membawa hasil bumi dan hasil perkebunan sawit.

Warga berharap pemerintah Nagori (desq), dan instansi terkait di Pemkab Simalungun dapat segera melakukan perbaikan terhadap jalan tersebut, sehingga masyarakat Kecamatan Gunung Maligas dapat kembali beraktivitas berkendara dengan nyaman.

“Sebab pembangunan suatu daerah tergantung pada pembangunan dari daerah terkecil yakni desa, pemerintah hendaknya memperhatikan serta memperbaikinya. Karena sudah ada memakan korban jiwa dan warga berharap tidak ada lagi korban-korban berikutnya, khususnya di Jalan Huta III Nagori Karang Rejo Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, harapanya.

Sementara Camat Gunung Maligas Jurist Lushaben Saragih S.STP MSi ketika dikonfirmasi melalui Airul Zen S.Pd.I Pangulu Karang Rejo memberikan penjelasan akan melakukan Marharoan Bolon.

"Kami akan lakukan Marharoan Bolon, sampai saat ini kami sudah kumpulkan semen kurang lebih 60 zak, batu pecah 8 kubik. Kami akan cor sepanjang 20 M lebar 4 M, katanya.

Kemudian dia menjelaskan, pakai Dana Desa boleh, tapi syaratnya jalan Kabupaten sepanjang 1,5 M yang melintas di Karang Rejo, statusnya turun jadi jalan desa.

Jadi kita nggak berani, karena selamanya akan jadi hak desa, untuk merawat dan memperbaikinya, katanya melalui pesan Aplikasi What App Selasa (29/6/2021) malam.

Pantauan wartawan, Selasa  (29/6/2021), saat ini di sekitar jalan amblas dan kupak kapik, sejumlah bocah-bocah seumuran anak Sekolah Dasar (SD) dan seorang warga berinsiatif menimbun ruas Jalan dengan batu seadanya. (Age)
Share:
Komentar

Berita Terkini